Apakah Anda termasuk anggota Kelompok 99?
Mari dengar suatu kisah terlebih dahulu dan baru Anda
bisa menjawabnya.
Zaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas dengan kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki. Tapi Raja ini tidak seperti itu. Sang Raja selalu bertanya-tanya mengapa ia tidak
pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia memiliki perhatian semua orang
kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan makan malam dan pesta yang mewah,
tetapi, ia tetapi merasa ada sesuatu yang kurang dan ia tidak tahu apa sebabnya.
Suatu hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan
untuk berjalan-jalan di sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam ruang tamunya
yang luas dan berhenti ketika ia mendengarkan seseorang bernyanyi dengan
riang... dan perhatiannya tertuju kepada salah satu pembantunya... yang
bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan sukacita serta kepuasan. Hal ini
menarik perhatian sang Raja dan ia pun memanggil si hamba masuk ke dalam
ruangannya.
Pria ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah
diperintahkan. Lalu sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang gembira.
Kemudian, si hamba menjawab, "Yang Mulia, diri saya tidaklah lebih dari
seorang hamba, namun apa yang saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan
anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak, sebuah atap di atas kepala kami
dan makanan yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya
adalah sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan
walaupun sedikit. Saya bersukacita karena mereka bersukacita."
Mendengar hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan.Sang Raja berusaha mengkaji
perasaan pribadinya dan mengkaitkan dengan kisah yang baru saja didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan suatu alasan mengapa ia
seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat diperoleh dengan sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya memperoleh sedikit harta tetapi memiliki rasa kepuasan yang besar. Dengan penuh perhatian, sang asisten pribadi mendengarkan ucapan sang Raja dan kemudian menarik kesimpulan.
Ujarnya, "Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99." "Kelompok 99? Apakah itu?" tanya sang
Raja.Kemudian, sang asisten pribadi menjawab, "Yang Mulia, untuk mengetahui apa
itu Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini... letakkan 99 koin emas dalam sebuah kantung dan tinggalkan kantung tersebut di depan rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan mengerti apa itu Kelompok 99."
Sore harinya, sang Raja mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang berisi 99 koin emas di depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan mucul, dan sang Raja ingin memberikan 100 koin emas, namun ia menuruti nasihat si asisten pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.
Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar rumah, matanya melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam hatinya, ia membawa kantung itu masuk ke dalam dan membukanya. Ketika melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak girang. Koin emas...begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya. Si hamba meletakkan kantung
tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh isinya dan mulai menghitung. Hanya
99 koin emas, dan ia pun merasa aneh. Dihitungnya kembali, terus menerus dan
tetap saja, hanya 99 koin emas. Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin
yang satu lagi? Tidak mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun
mulai menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia
merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk
menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.
Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia
telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli
1 koin emas. Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si hamba pun
tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan
pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.
Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba itu lebih riang
karena ia telah memiliki koin emas.
Jawab si asisten,"Ah.. tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara resmi telah masuk ke dalam Kelompok 99." Lanjutnya, "Kelompok 99 itu
hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada orang-orang yang telah memiliki semuanya
tetapi tidak pernah merasa puas, dan mereka terus bekerja keras mencoba mencari
1 koin emas yang terakhir agar genap 100 koin emas. Kita harusnya merasa
bersyukur dengan apa yang ada, dan kita bisa hidup dengan sedikit yang kita
miliki. Tetapi ketika kita diberikan yang lebih baik dan lebih
banyak, kita menghendaki lebih! Tidak menjadi orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang seperti itulah yang tergabung dalam Kelompok 99!"
Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup. Berusaha untuk memiliki lebih itu bagus, tetapi jangan berusaha terlalu keras sehingga kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita, jangan pernah menukar kebahagiaan dengan kemewahan..........
No comments:
Post a Comment