About

Berbagi adalah kemuliaan. Semakin banyak berbagi menjadikan kita semakin kaya. Kaya dalam Nuraniah

Pages

Sunday, July 8, 2012

Ibu dan Anak - TURUN, JUMLAH BAYI YANG DAPAT ASI EKSLUSIF

Gencarnya promosi susu formula ditengarai menjadi penyebab menurunnya jumlah bayi yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif.

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia di tahun 1997 dan 2003, angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49 persen menjadi 39 persen, sedangkan penggunaan susu botol naik tiga kali lipat.

Informasi tersebut disampaikan Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BKPP-ASI), dr.Dien Sanyoto Besar, SpA terkait dengan pembahasan rancangan peraturan pemerintah mengenai pemasaran makanan pengganti ASI (RPP PASI). Selain melalui iklan di media dan promosi di pertokoan, para produsen susu formula juga aktif berpromosi di rumah sakit serta melalui petugas pelayan kesehatan, seperti dokter.


Berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh BKPP-ASI, banyak rumah sakit bersalin yang tidak mendukung pemberian ASI. "Seharusnya bayi yang baru dilahirkan ditaruh di dada ibunya agar refleksnya berkembang dan produksi susu ibunya meningkat, tapi ini malah justru dipisahkan, ada yang sehari kemudian baru dipertemukan," tuturnya.

Padahal berdasarkan rekomendasi internasional, bayi yang baru lahir harus langsung diberi ASI, maksimal satu jam setelah lahir. "Nyatanya banyak yang justru diberi susu formula dengan alasan susu ibu tidak keluar", kata Dien.

Ditambahkan oleh Dien, pelanggaran lain yang dibuat pihak RS adalah pemberian sampel susu kaleng secara gratis pada pasien. "Ibu yang baru pulang dari RS banyak yang diberi oleh-oleh susu kaleng gratis," ujarnya.

Menurut Dien, kini semakin banyak ibu-ibu yang tidak percaya diri dengan manfaat dari kandungan ASI akibat pengaruh iklan yang mengidealkan kandungan zat gizi terdapat dalam susu formula. "Tidak ada ASI yang tidak bagus, bahkan ASI mengandung zat yang meningkatkan kekebalan tubuh bayi," paparnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh oleh Hellen Keller International di tahun 2002 di Indonesia, kini rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI esklusif selama 1,7 bulan, padahal berdasarkan kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen No.450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberikan ASI Esklusif selama 6 bulan. "Turunnya angka ini juga terkait dengan pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan agar bayi diberi makanan tambahan sebelum usianya 6 bulan," tutur Dien.

Ditambahkan oleh Dien setiap bayi seharusnya mendapat ASI, termasuk juga bayi yang lahir prematur, serta bayi yang lahir dengan kondisi lemah. "Kalau nggak bisa minum langsung dari ibu, bisa diberikan lewat selang," kata perempuan yang juga seorang dokter anak ini.

ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibodi, faktor kekebalan, sampai antioksidan. Selain itu, ibu yang menyusui akan memiliki kedekatan yang sesungguhnya dengan si bayi. Hal itu masih ditambah kontak fisik yang terjadi secara langsung lewat belaian atau usapan lembut si ibu saat menyusui bayinya.

(Idionline/KCM)

No comments:

Post a Comment

Translate

terselubung

Rangkuman Pelajaran Sekolah

Desktop Inspirations