About

Berbagi adalah kemuliaan. Semakin banyak berbagi menjadikan kita semakin kaya. Kaya dalam Nuraniah

Pages

Sunday, July 8, 2012

Sedikit renungan buat yang masih muda yang nantinya akan jadi tua..

Sebagai renungan buat kita sebagai seorang Anak ... Orangtua
kita tidak terlalu membutuhkan materi, tetapi mereka lebih
membutuhkan perhatian dari kita. Suatu hari seorang sahabat saya
pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti
werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan
untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagia-kan kalau
kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.


Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua,
tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk
menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Lalu sang
teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.
Perlahan tetapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya
sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.


Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas
panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus
mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk
anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai
puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan
segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian pula dengan anak-anak
saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya
yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam
sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya
pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya
yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini
meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak
kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami
karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena
mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya
hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya
memerlukanya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun
memberi kabar maupun melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya
datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain
tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan
hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak
memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya
kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang
sulung.

Tetapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk
sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun
mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi.
Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua
saya tidak pernah sakit-sakitan. Lalu saya tinggal dirumah anak saya
yang lain. Saya berharap kalau saya Akan mendapatkan sukacita
idalamnya, tetapi rupanya tidak. Yang lebih Menyakitkan, semua
alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua
peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tetapi
sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat
mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari
alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan
untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan
minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani
mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang
dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah
seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua.
Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal
disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu
mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti
jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga
mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari
mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan
kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang
saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya
bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan
padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya
berikan mereka. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tetapi
mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa
saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung
disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat -
sahabat yang mengasihi saya tapi tetetap sa ya merindukan anak-anak
saya.

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang
kesana dan berbicara dengan sang opa. Lambat laun tetapi pasti
kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau
sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali
hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan
kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di
dunia dan menjadi seperti ini. Jika kamu masih mempunyai orang tua,
bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih
sayang orang tua. Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada
orang yang peduli kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.

No comments:

Post a Comment

Translate

terselubung

Rangkuman Pelajaran Sekolah

Desktop Inspirations